Sunday, December 19, 2010

Pencorak Kain Putih Adalah Kita....

Dengan nama Allah s.w.t. yang Maha Agung, Maha Pemurah, Maha Pengasih, Maha Penyayang, Maha Pengampun dan segala Puji-pujian serta Kebesaran yang selayak dengan Kekuasaan-Nya yang mengandungi Keberkatan, Kelazatan, Kemanisan, Ketenangan dan Ketenteraman yang tidaklah tersembunyi kepada orang yang pernah menyebut nama yang suci itu dan pernah mencintai-Nya buat beberapa lama.

Sabda junjungan Agung kita semua umat Islam Baginda Rasulullah s.a.w: "Ballighu anni walau aayah" 
(Sampaikanlah apa yang kamu dapat daripadaku walau hanya satu ayat)

Abul Laits Assamarqandi meriwayatkan dengan sanadnya daripada Abu Hurairah r.a. berkata Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: "Hak anak yang harus dilaksanakan oelh orang tua ada tiga iaitu:
1. Memilihkan nama yang baik ketika lahir
2. Mengajari kitab Allah s.w.t. (Memberi didikan agama)
3. Harus dikahwinkan jika telah dewasa (jangan sampai tergoda sehingga berlacur)


Apa puncanya si anak jadi durhaka....???


Kesalahan Orang Tua Adalah Penyebab Anak Durhaka


Banyak faktor kedurhakaan seorang anak kepada ibu bapa. Namun jika dikaji dengan baik, faktor utamanya adalah kesalahan ibu bapa dalam mendidik anak. Kesalahan tersebut adalah berupa kesalahan dalam penerapan cara yang digunakan; seperti terlalu banyak peraturan atau sikap ibu bapa yang terlalu keras dan kasar terhadap anak-anak dengan alasan untuk menjadikan si anak seorang yang baik dan berdisiplin.
Sikap lemah lembut dan kasih sayang merupakan aspek utama dan kunci keberhasilan ibu bapa dalam mendidik anak. Inilah cara yang diajarkan Allah SWT kepada Rasulullah SAW dalam mendidik umatnya.


 Allah berfirman:


Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya.” (Ali Imran: 159).


…Sikap lemah lembut dan kasih sayang adalah modal utama dan kunci keberhasilan orangtua dalam mendidik anak…


Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Rasulullah bersabda, “Kelembutan adalah hiasan bagi segala sesuatu.” (HR. Muslim, bab Al-Birru).


Dari Ibnu Umar disebutkan bahwa Rasulullah bersabda, “Sikap lemah-lembut dalam kehidupan berumahtangga pasti menghasilkan manfaat bagi penghuninya.” (Shahih Al-Jami’/1455)


Sikap lemah lembut dalam mendidik anak merupakan faktor yang sangat mendukung keberhasilan pendidikan anak. Orangtua selayaknya memahami bahwa anaknya bukanlah malaikat yang tidak pernah berbuat salah, dan bukan pula setan yang tidak memiliki sisi kebaikan.


Dalam bukunya Nasha`ih li Al-Abaa` Qabla ‘Uquq Al-Abnaa`, Prof. Sa’ad Karim menjelaskan, ketika seorang anak melakukan kesalahan, tidak selayaknya orangtua langsung memberikan hukuman yang bert. Yang harus dilakukan oleh orangtua adalah memberikan nasehat dan petunjuk, menjelaskan kesalahan sang anak dengan cara yang bijak, sambil memberikan keterangan tentang perilaku dan sikap yang benar. Setelah itu, memberikan bimbingan dan arahan.


Marwan bin Abi Hafshah, dalam salah satu bait syairnya pernah menyatakan:


Janganlah tergesa-gesa mencela sahabatmu
Siapa tahu dia punya alasan
Sementara kamu terlanjur mencelanya.


Salah seorang ulama yang merupakan pakar sosiologi, Ibnu Khaldun, pernah mengingatkan bahaya sikap keras dan kasar dalam pendidikan. Dia menjelaskan bahwa pendidikan yang didasari oleh sikap kasar dan keras seringkali menghasilkan manusia-manusia suka berbohong, munafik, dan memiliki kepribadian rapuh.


…Ibnu Khaldun mengingatkan bahaya sikap keras dan kasar dalam pendidikan, yang seringkali menghasilkan manusia-manusia suka berbohong, munafik, dan memiliki kepribadian rapuh…


Ibnu Khaldun melanjutkan, jika seorang guru atau pembimbing bersikap kasar dan keras, sikap yang demikian seringkali mendorong anak didik menjadi pembohong dan suka memperlihatkan sesuatu yang berbeda dengan apa yang tersimpan. Hal itu dilakukan anak didik karena rasa takut terhadap sikap kasar dan keras sang pembimbing. Jika dia telah mengetahui cara melepaskan diri dari hukuman (baik dengan berbohong atau perilaku negatif lainnya), maka lama kelamaan sikap yang demikian akan menjadi kebiasaannya.
Dengan demikian, rosaklah potensi nilai-nilai kebaikan yang ada dalam dirinya. Jika telah demikian, dia akan menyandarkan segala kebaikan atas usaha orang lain dan hilanglah jiwa kemandirian dalam dirinya. Akhirnya, sang anak tumbuh menjadi manusia yang malas dan tidak bersemangat dalam melakukan kebaikan.


Mengomentari hal yang sama, Prof. Jamal Al-Kasyif menyatakan, “Seorang anak yang tumbuh dalam situasi dan kondisi yang keras dan kasar akan mengalami perkembangan mental tidak sehat. Pengaruh dan dampak buruknya bervariasi, bisa cepat bisa juga lambat.”
Seorang anak yang tumbuh dalam lingkungan yang penuh dengan kepercayaan, cinta, dan saling pengertian, jarang sekali bersikap khianat atau melanggar janji. Dia akan menjadikan kepercayaan sebagai sesuatu yang sangat penting dalam hidupnya. Dia akan tumbuh menjadi manusia yang mengusung kepercayaan diri, berterus terang, dan jujur.


…Seorang anak yang tumbuh dalam lingkungan yang penuh dengan kepercayaan, cinta, dan saling pengertian, jarang sekali bersikap khianat atau melanggar janji…


Sebaliknya, teman-temannya yang tumbuh dalam situasi dan kondisi kasar dan keras, penuh dengan ketidakpercayaan dan keraguan akan tumbuh menjadi manusia pembohong, munafik, suka berkhianat, dan bersikap curang.


Dalam penjelasan selanjutnya, Ibnu Khaldun menekankan pentingnya peran orangtua, guru, dan para pendidik untuk bersikap lemah lembut dan menjadikan kasih sayang sebagai dasar dalam menerapkan pendidikan. Sikap yang demikian akan menghasilkan buah manis di kemudian hari. Dalam penjelasannya, dia juga mengatakan, “Seorang guru jangan bersikap keras terhadap anak didiknya dan orangtua jangan bersikap kasar kepada anak-anaknya.” (Lebih lanjut lihat:Muqaddimah, Ibnu Khaldun).


…Pendidikan bukanlah sekadar rumus dan peraturan. Namun lebih dari itu, pendidikan adalah seni…


Pendidikan bukanlah sekadar rumus dan peraturan. Namun lebih dari itu, pendidikan adalah seni. Oleh karena itu, orangtua hendaknya mengetahui dasar-dasar pendidikan yang baik dan menerapkannya dengan cara yang bijak, sesuai petunjuk Al-Qur’an dan As-Sunnah. Sehingga kelak akan lahir generasi yang baik. Amin....


Sabda Rasulullah s.a.w.
 “Berguraulah dengan anak kamu kala usianya satu hingga tujuh tahun. Berseronok dengan mereka, bergurau hingga naik atas belakang pun tak apa. Jika suka geletek, kejar atau usik anak asalkan hubungan ra pat . Lepas tujuh hingga 14 tahun kita didik dan ajar, kalau salah pukullah dia (sebagai pengajaran)” dimana yang nak dipukul tu? Tapak kakinya… .. bukan muka, punggung, telinga dan ditempat-tempat yang sensitif... .. itu salah…


Jika dia bijak dan menang dalam sebarang pertandingan sekolah, ucapkan tahniah. Tidak salah kita cium atau peluk mereka sebagai tanda penghargaan.Kala umur mereka 14 hingga 21 tahun jadikan kawan .. 


Tetapi selalunya usia beginilah ibu bapa mula merenggangkan hubungan dan ini menyebabkan anak derhaka”.Yang penting anak-anak harus dilatih sembahyang jemaah bersama, latih cium tangan dan peluk penuh kasih dan sayang, maka mereka tidak akan tergamak menderhaka


Jangan kita tunjuk sikap kita yang panas baran, pemarah dan ada kuasa veto kepada mereka, jangan suka mengherdik mereka dengan perkataan “bodoh, kurang ajar, sumpah seranah dan sebagainya yang merupakan doa kepada mereka“. inilah yang menyebabkan mereka derhaka kepada kita…


1. DOA ANAK-ANAK TERMAKBUL
2. BERTAUBAT SEBELUM MELARAT
3. HUBUNGAN DENGAN BAPA
4. USAH DERHAKA KEPADA MENTUA


501 tips yang diberikan penulis, Robert D. Ramsey untuk mempertingkatkan potensi anak-anak anda dan seterusnya menempatkan anak-anak anda dikalangan winners. Tips ini menurut penulis jika diamalkan mampu menjadikan anak-anak. Kita sebagai winners. Penulis berpenda pat apa yang membezakan antara winners dan losers
Adalah mudah iaitu:-
Winners percayakan diri mereka dan boleh membayangkan diri Mereka dikalangan orang yang berjaya sementara losers merasakan diri Mereka tidak boleh.Tips;


1.Mulakanlah hidup anak anda dengan nama panggilan yang baik


2.Berikan anak anda pelukkan setiap hari


3..Pandanglah anak anda dengan pandangan kasih sayang


4.Berikan peneguhan setiap kali anak anda berbuat kebaikan
5.Janganlah mengharapkan anak anda yang belum matang itu melakukan sesuatu perbuatan baik secara berterusan


6.Apabila anda berhadapan dengan masalah kerja dan keluarga,pilihlah keluarga


7.Di dalam membesarkan dan mendidik anak-anak, janganlah tuan/puan mengeluh


8.Dengarlah cerita anak anda


9.Tenangkan anak anda setiap kali mereka memerlukannya


10.Tunjukkan kepada anak anda bagaimana cara untuk menenangkan diri


11.Buatkan sedikit persediaan untuk anak-anak menyambut harijadinya


12. Kemungkinan anak kita menerima pengajaran bukan pada kali pertama belajar. Mereka mungkin memerlukan kita mengajar mereka lebih daripada sekali


13.Luangkanlah masa bersama anak anda diluar rumah, peganglah tangan anak-anak apabila anda berjalan dengan mereka


14. Dengarlah mimpi ngeri anak-anak anda


15.. Hargailah permainan kesayangan anak anda


16.Janganlah membiarkan anak-anak anda tidur tanpa ciuman selamat malam


17.Terimalah yang kadangkala anda bukanlah ibubapa yang sempurna.


18.Jangan selalu membawa bebanan kerja pejabat ke rumah


19. Anak menangis untuk melegakan keresahan mereka tetapi kadangkala cuma untuk sound effect sahaja


20. Anak-anak juga mempunyai perasaan seperti anda


INSYA-ALLAH....

Sunday, December 5, 2010

Carilah Sahabat Dalam Berteman...


Assalamualaikum…..
Inginku berkongsi pandangan…

Manusia diciptakan Allah sbgai makhluk yang berpasang-pasangan. Oleh itu,manusia adalah makhluk sosial yang berkeinginan untuk bergaul dan bermasyarakat. Hidup berpasangan disini bukanlah diertikan sebagai hidup antara suami atau isteri semata-mata tapi juga golongan manusia di sekeliling kita. Mana mungkin seorang manusia dapat hidup didunia,disebuah negara,negeri,daerah atau kampung mahupun disebuah rumah dengan bersendirian tanpa berkomunikasi. Jika ada manusia sebegitu maknanya ada sesuatu yang tak kena denganny. Oleh itu, kita memerlukan manusia lain untuk teruskan kehidupan. Antara perhubungan sosial adalah berteman,berkawan dan bersahabat.

Teman,kawan dan sahabat adalah perkara yang cukup berbeza. Apa yang bezanya..??? Teman....siapa saja blh berteman...orang yang kita baru jumpa tadi pun dikira teman. Kawan....kawan ialah seseorang yang kita kenal hanya dari beberapa aspek cntoh, namanya,asalnya,tinggalnya dimana, dan beberapa aspek umum yang lain.

Teman dan kawan cukup berbeza dengan sahabat. Sahabat akrab perhubungannya. Segala suka dan duka,seorang sahabat sentiasa bersama. Namun lain pula dengan sahabat sejati..apa yang bezanya??  Susahmu susah kita bersama..susahku...biarlah aku sahaja yang tahu...itulah sahabat sejati bagiku.

Renungkan sejenak....kisah seorang sahabat Rasulullah s.a.w,Abu Bakar r.a. Ketika itu Abu Bakar menemani Rasulullah hijrah. Kemudian Allah mewahyukan Rasulullah untuk beristirehat di suatu gua Thur namanya. Masuklah mereka berdua kedalam gua untuk berehat lalu tertudurlah baginda di atas pangkuan Abu Bakar. Tiba2 muncul seekor ular kearah mereka dan Abu Bakar percaya yang ular itu akan mematuk mereka. Dalam keadaan kaki Abu Bakar yang terjulur,dia tahu bahawa ular itu akan mematuknya terlebih dahulu. Ingin diusirnya ular itu namun jika diusir,Rasulullah pasti akan terjaga dari tidurnya. Kemudian,Abu Bakar sanggup menahan dan merelakan kakinya dipatuk ular tersebut hanya untuk tidak mahu mengganggu tudur Rasulullah. Setelah dipatuk, pasti menjerit seseorang itu namun Abu Bakar menahan jeritannya kerana tidak mahu mengganggu tidur orang yang dicintainya.....

Begitulah serba sedikit kisah sahabat sejati,sahabat yang unggul dalam perhubungan namun cukup sukar untuk kita mencapai tahap sebegitu dalam perhubungan hari ini.  

Kerinduan adalah sebahagian daripada proses menjalin persahabatan. Tapi, kebanyakan daripada kita lebih merindui, lebih mencintai pasangan kekasihnya lebih dr sgala-galanya. Mabuk dan hanyut dialam percintaan. Bagiku, cinta utama adalah cinta kepada Pencipta,Allah s.w.t itulah cinta utama cinta yang paling agung sebenarnya. Sesungguhnya dengan mletakkn cinta kepada-Nya pasti cinta dan sayang sesama manusia akan lebih bermakna. Cinta kedua cinta kepada Rasulullah. Seterusnya cinta kepada ibu bapa cinta pada keluarga. Cinta keempat, cinta kepada sahabat dan yang terakhir barulah cinta kepada pasangan. Ini tidak, kebanyakan kita zaman sekarang ni lebih mengutamakan lebih mengangungkan cinta kepada kekasih. Kekasih diletakkan no.1. Bila dah gaduh, ade konflik, siapa yang akan kita cari kalau bukan sahabat. Setrusnya beransur kepada ibu bapa dan keluarga, baru nak ingat ajaran nabi. Akhirnya baru nak ingat Allah. Inilah yang berlaku dalam kebanyakan manusia zaman sekarang. Baik sahabat baiklah kita, buruk sahabat hancurlah kita.

Teman-temanku,

Ramai juga yang telah menikmati indahnya persahabatan, namun ada yang kecewa akibat dikhianati. Antara perkara yang sering menyebabkan goyahnya nilai persahabatan ialah  pemikiran yang tertutup atau keras kepala- “aku dah besar so terima kasih je la atas nasihat yang  panjang berjela-jela tu.” Tidak setia dan tiada kepercayaan- “ko tau tak,tadi kawan aku bagitau aku rahsia dia...rupanya dia ni bla...bla...bla... Perubahan perasaan- contohnya bila dah ngam dengan kawan baru, sahabat ditolak tepi. Itukah sahabat yang dicari atau yang ingin kita jadi??? Disebabkn masalah sebeginilah hilangnya kepercayaan seorang sahabat. Sungguh malang bukan???

Harus diingat...
 Mempunyai seorang sahabat sejati lebih berharga daripada seribu teman. Saya percaya setiap daripada kita sekurang-kurangnya ada seorang sahabat yang seringkali berkongsi segala cerita. Namun begitu ada juga sesetengah orang tak tahu menilai adakah itu adalah sahabatnya...ini pun masalah juga...masalah tak tahu menilai orang lain.

 Apa yang utama dalam bersahabat ialah kepercayaan. Bila hilangnya kepercayaa, runtuhlah sebuah persahabatan. Sekali kita rosakkan kepercayaan orang, sampai bila-bila orang tidak akan mempercayai kita. Seumur hidup terpaksa menanggung sakitnya bila tiada yang mahu mempercayai kita lagi. Dilabel  ‘tidak amanah’, tak boleh dipercayai,” pasti amat menyakitkan. Lalu timbullah tekanan perasaan atau stress. Bila stress makin teruk,mulalah nak  cari orang tu orang ni nak mengadu segala masalah namun tiada siapa dah nak layan masa tu lagi jadi, mulalah luahkn tekanan dengan cara yang salah.

Oleh itu, bagaimana selayaknya menjadi seorang sahabat unggul???

Dalam Islam, faktor memilih kawan amat dititikberatkan. Hubungan persahabatan adalah hubungan yang sangat mulia, kerana kawan atau sahabat berperanan dalam membentuk personaliti individu. Justeru, jika salah pilih sahabat kita akan meranalah kita. Selari dengan hadith Rasulullah SAW yang bermaksud;
Seseorang itu adalah mengikut agama temannya, oleh itu hendaklah seseorang itu meneliti siapa yang menjadi temannya” (H.R. Abu Daud).

Bak kata pepatah Arab, “Bersahabat dengan penjual minyak wangi, kita akan menerima percikan wangiannya, manakala bersahabat dengan tukang besi, percikan apinya akan mencarikkan baju kita.”

Apakah ciri-ciri seorang sahabat yang baik???
 Seorang bijak pandai berpesan kepada anak lelakinya ; “Wahai anakku, sekiranya engkau berasa perlu untuk bersahabat dengan seseorang, maka hendaklah engkau memilih orang yang sifatnya seperti berikut :
1. Jika engkau berbakti kepadanya, dia akan melindungi kamu.
2. Jika engkau rapatkan persahabatan dengannya, dia akan membalas balik persahabatan kamu.
3. Jika engkau memerlukan pertolongan daripadanya, dia akan membantu kamu.
4. Jika engkau menghulurkan sesuatu kebaikan kepadanya, dia akan menerimanya dengan baik.
5. Jika dia mendapat sesuatu kebajikan (bantuan) daripada kamu, dia akan menghargai atau menyebut kebaikan kamu.
6. Jika dia melihat sesuatu yang tidak baik daripada kamu, dia akan menutupnya.
7. Jika engkau meminta bantuan daripadanya, dia akan mengusahakannya.
8. Jika engkau berdiam diri (kerana malu hendak meminta), dia akan menanyakan kesusahan kamu.
9. Jika datang sesuatu bencana menimpa dirimu, dia akan meringankan kesusahan kamu.
10. Jika engkau berkata kepadanya, nescaya dia akan membenarkan kamu
11. Jika engkau merancangkan sesuatu, nescaya dia akan membantu kamu.
12. Jika kamu berdua berselisih faham, nescaya dia lebih senang mengalah untuk menjaga kepentingan persahabatan.
13. Dia membantumu menunaikan tanggungjawab serta melarang melakukan perkara buruk dan maksiat. Dia mendorongmu mencapai kejayaan di dunia dan akhirat

Oleh itu,carilah dan jadilah sahabat ketika berkawan. Pasti kita menemuinya dengan syarat ikhlas dalam perhubungan kerana Allah s.w.t... 


Sekian saja coretanku kali ini..
Salah dan silap harap dimaafkan...
Assalamualaikum....